Sunnah kehidupan mengharuskan adanya strata sosial. Namun perbezaan strata sosial bukanlah pembenar atas perilaku egoisme. Dengan perbezaan ini manusia dapat hidup dengan indah dan harmoni bila saja mereka mahu saling berbagi dan memberi. Namun seringkali manusia hanya berfikir, ‘bagaimana caranya saya bisa mendapatkan’, bukan ‘bagaimana saya bisa memberi’. Padahal hujan turun dari awan ke bumi kerana bumi telah memberikan wap airnya kepada awan. Ertinya, kita bisa menerima kerana kita telah memberi. Jika kita berkata kepada tanah, “berilah kami tanaman, berilah kami sayuran, berilah kami buah-buahan.” Maka tanah akan menjawab, “Maaf, saya tidak bisa memberi anda apapun, anda belum mengenal saya, apalagi memberikan sesuatu kepada saya. Seharusnya anda menanami saya benih, menyiram saya, memupuk dan memelihara saya. Setelah itu barulah saya akan memberikan tanaman, sayuran, dan buah-buahan kepada anda.” Memberi atau berbagi adalah pekerjaan mulia, dan memberi tidak harus dikerdilkan dengan materi. Memberi adalah sebuah dorongan hati yang tulus untuk saling mengisi ruang-ruang kosong dalam kehidupan insan. Memberi adalah sebuah ketulusan tanpa mengharap balasan ataupun sekedar pujian kecuali hanya dari Allah. Berikanlah sesuatu walau hanya senyuman manis kepada orang lain, niscaya anda akan mendapatkan lebih baik dari sekedar senyum manis. Yakinlah tidak ada yang remeh di hadapan Allah jika dilakukan dengan hati yang tulus ikhlas.

0 reply:

Copyright 2012 Islam Agamaku
Islam Agamaku Free Premium Blogger™ template by Muhammad Akram