Ketika Allah ta’ala menciptakan langit, Allah pun menghiasi langit dunia dengan bintang-bintang, sebagaimana firman Allah ta’ala :
وَ زَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيْحَ وَ حِفْظًا , ذَلِكَ تَقْدِيْرُ الْعَزِيْزِ الْعَلِيْمِ
“Dan Kami telah menghiasi langit dunia dengan bintang-bintang sebagai lentera dan penjagaan, yang demikian adalah ketentuan dari Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” ( Qs. Fushshilat : `12 )
Dalam ayat yang lain Allah Ta’ala berfirman :
وَ لَقَدْ زَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيْحَ وَ جَعَلْنَاهَا رُجُوْمًا لِلشَّيَاطِيْنِ
“Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit dunia dengan lente- ra bintang-bintang dan Kami telah menjadikannya sebagai alat-alat untuk melempar syaitan.” ( Qs. Al-Mulk : 5 )
Ayat-ayat ini dan yang semisalnya mengisyaratkan akan luasnya alam raya ciptaan Allah. Teropong tercanggih yang dimiliki oleh manusia masih belum mampu melampaui berjuta gugusan bintang dan galaxy di langit dunia, padahal selama kita masih menjumpai adanya bintang bererti kita masih berada di kolong langit dunia.
Imam Qatadah, seorang ahli tafsir dari kalangan ulama tabi’in berkata :
خَلَقَ اللهُ هَذِهِ النُّجُوْمَ لِثَلاَثٍ : زِيْنَةً لِلسَّمَاءِ وَ رُجُوْمًا لِلشَّيَاطِيْنِ وَ عَلاَمَاتٍ يُهْتَدَى بِهَا . فَمَنْ تَأَوَّلَ فِيْهَا غَيْرَ ذَلِكَ أَخْطَأَ وَ أَضَاعَ نَصِيْبَهُ وَ كَلَّفَ مَا لاَ عِلْمَ لَهُ بِهِ
“Allah telah menciptakan bintang-bintang ini untuk tiga perkara, yaitu sebagai hiasan langit, sebagai alat melempar syaitan, dan sebagai tanda petunjuk jalan. Barangsiapa yang memalingkan kepada selain itu, bererti ia telah keliru dan menyia-nyiakan bahagian nasibnya serta membebani dirinya pada apa yang ia tidak memiliki ilmu tentangnya.”
Demikianlah, sehingga tidak boleh menjadikan bintang sebagai penen tu nasib, sebagaimana yang dilakukan oleh para ahli nujum, ahli astro-logi, dan orang-orang yang mempercayai ramalan bintang. Mereka adalah orang-orang yang dungu, kerana menyerahkan nasibnya kepada bintang yang merupakan benda mati sebagaimana yang kita ketahui bersama. Bahkan ketololan tersebut semakin bertambah parah ketika mereka meyakini akan terkabulnya permintaan bila disebutkan ketika melihat bintang jatuh atau meteor. Padahal bintang jatuh atau meteor itu sebenarnya adalah bintang yang dilempar oleh malaikat yang sedang mengejar syaitan yang ketahuan sedang mencuri berita dari langit. Sehingga meminta kepada bintang jatuh pada hakikatnya adalah meminta kepada syaitan yang sedang dikejar oleh bintang atau meteor. Bukankah bodoh orang yang melakukan perbuatan itu ?
Setelah Allah ta’ala menciptakan bumi sebagai pondasi dalam 2 hari dan telah menciptakan langit beserta bintang-bintang di angkasa dalam 2 hari, kemudian Allah menghamparkan bumi, dengan mengeluarkan air dari bumi sehingga menjadi lautan, danau dan sungai, juga menjadikan gunung, bukit dan lembah. Tanam-tanaman pun mulai tumbuh. Semuanya berjalan dalam waktu 2 hari. Alloh  berfirman :
وَ جَعَلَ فِِيْهَا رَوَاسِيَ مِنْ فَوْقِهَا وَ بَارَكَ فِيْهَا وَ قَدَّرَ فِيْهَا أَقْوَاتَهَا فِيْ أَرْبَعَةِ أَيَّامٍ سَوَاءً لِلسَّائِلِيْنَ
“Dan Dia menjadikan di atas bumi gunung-gunung, Dia memberkahinya serta menentukan pula kadar makanan para penghuninya, yang kesemua proses penciptaan bumi berlangsung selama 4 hari, demikianlah jawapan bagi orang-orang yang bertanya.”
( Qs. Fushshilat : 10 )
yaitu proses penciptaan bumi secara keseluruhan adalah 4 hari dengan perincian :
2 hari sebelum penciptaan langit dan 2 hari setelah penciptaan langit. Proses penciptaan bumi pasca penciptaan langit digambar kan dalam ayat yang lain :
أَ أَنْتُمْ أَشَدُّ خَلْقًا أَمِ السَّمَاءُ ؟ بَنَاهَا . رَفَعَ سَمْكَهَا فَسَوَّاهَا , وَ أَغْطَشَ لَيْلَهَا وَ أَخْرَجَ ضُحَاهَا , وَ الأَرْضَ بَعْدَ ذَلِكَ دَحَاهَا , أَخْرَجَ مِنْهَا مَاءَهَا وَ مَرْعَاهَا , وَ الْجِبَالَ أَرْسَاهَا , مَتَاعًا لَكُمْ وَ ِلأَنْعَامِكُنمْ
“Apakah kamu yang lebih sulit penciptaannya ataukah langit ? Padahal Dia-lah Yang telah membangun langit. Dia meninggi- kan bangunannya dan menyempurnakannya. Dia pun menjadi- kan malamnya gelap gulita dan menjadikan siangnya terang ben derang. Setelah itu, Dia menghamparkan bumi, Dia keluarkan air dan tumbuh-tumbuhan dan Dia pancangkan gunung-gunung. Semua itu untuk kesenanganmu dan haiwan-haiwan ternakmu.”
( Qs. An-Nazi’at : 27 – 33 )
Ayat-ayat tersebut memberitakan kepada kita tentang peristiwa penghamparan bumi dan penciptaan segala macam bentuk yang nantinya bakal dibutuhkan oleh para penghuninya.
Inilah proses yang benar. Sedangkan proses yang diceritakan di dalam Bible dalam Kitab Kejadian adalah tidak benar dan terbolak-balik, selain itu juga tidak dapat diterima oleh akal sehat. Bagaimana mungkin ada tanaman, ada malam dan siang, dan seba-gainya sementara matahari dan bintang-bintang belum tercipta ? Inilah di antara contoh penyimpangan dalam Bible yang selain bertentangan dengan Al-Qur’an dan Al-Hadis yang sohih, juga tidak dapat diterima oleh akal yang sehat.
Di antara hikmah dari kisah-kisah ini yaitu :
1. Semua ciptaan Alloh  diciptakan dengan suatu tujuan yang jelas, bukan sekadar main-main.
2. Bintang-bintang di langit selain sebagai hiasan langit, juga sebagai alat untuk merajam syaitan yang sedang mencuri berita dari langit.
3. Dibolehkan mengambil petunjuk jalan dengan melihat ke pada posisi rasi-rasi bintang di langit.
4. Betapa Allah Maha Pengasih, sehingga sebelum menciptakan makhluk yang akan menghuni bumi, terlebih dahulu Dia menciptakan segala sesuatu yang pasti akan dibutuhkan oleh penghuninya kelak.
5. Dalam kisah ini dapat difahami bahwa tumbuhan lebih dahulu tercipta dan menghuni bumi sebelum haiwan, jin dan manusia.
6. Dalam menerima kabar isroiliyyat kita perlu hati-hati. Setiap kabar isroiliyyat yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Al-Hadis maka kita boleh mengambilnya. Sedangkan yang bertentangan wajib untuk ditolak karena telah pasti kepalsuannya sebagaima na cerita-cerita dalam Bible. Sementara yang tidak bertentangan namun tidak pula dibenarkan oleh Al-Qur’an dan Al-Hadis, maka wajib untuk tawaqquf atau bersikap diam, tidak mengimani, tetapi juga tidak mengingkari. Kerana kadar kemungkinan benar dan salahnya sama. Dengan demikian kita akan selamat dari membenarkan kedustaan atau pun mendustakan kebenaran.

0 reply:

Copyright 2012 Islam Agamaku
Islam Agamaku Free Premium Blogger™ template by Muhammad Akram