“Maka setan membisikkan kepada keduanya utk menampakkan aurat keduanya yg tertutup kepada keduanya dan setan berkata ‘Tuhanmu tidak melarangmu dari mendekati pohon itu melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yg kekal ‘. Dia bersumpah kepada keduanya ‘Sesungguhnya saya termasuk orang yg memberi nasihat kepada kamu berdua.’ Dia memujuk keduanya dgn tipu daya..” . Adam dan Hawa tinggal di syurga. Iblis iri dibuatnya. Ia menyimpan dendam kesumat terhadap keduanya. Iblis pun berjanji akan mendongkel mereka dari surga. Tidak hanya itu iblis juga berjanji menggelincirkan anak cucu Adam sampai kiamat. Demi ambisinya iblis bahkan meminta dispensasi kepada Allah utk bisa hidup sampai akhir zaman. Ia pun mencari celah utk menggoda Adam dan Hawa. Celah itu akhirnya ia temukan. Iblis memujuk keduanya agar mendekati pohon larangan. Pohon yg Allah melarang keduanya utk mendekati dan memakan buahnya. Keduanya tertipu mereka mendekati dan memakan buahnya. Iblis tertawa terbahak. Akhirnya mereka semua dikeluarkan dari syurga. Maka setan membisikkan kepada keduanya utk menampakkan aurat keduanya yg tertutup kepada keduanya.. Setan tahu jika keduanya mendekati pohon larangan aurat mereka akan tampak krn mendekatinya adlh larangan dan melanggar larangan adlh maksiat kepada Allah. Fawaswasa lahuma? . Waswasah adl bisikan hati dan suara yg perlahan. Ertinya iblis melakukannya secara halus melalui bisikan hati dan kadang tidak terdeteksi. Setan berkata “Tuhanmu tidak melarangmu dari mendekati pohon itu melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yg kekal di surga.” Pintu tipu daya terbesar adlh ketika iblis berhasil mengidentifikasi keinginan Adam dan Hawa utk kekal di syurga. Demikian dikatakan oleh Ibnu Qoyyim. Keinginan? itulah yg banyak menjadi pintu tipu daya setan. Seperti maklum setan menggoda Anak Adam melalui aliran darah. Ia mencapai nafsu manusia dgn merasuk dan menanyainya termasuk menanyai apa yg disukai dan apa yg tak disukai; apa yg diingini dan apa yg tak diingini. Anak Adam banyak terperdaya melalui pintu ini. Setelah iblis berhasil mengendus keinginan moyang kita ia menerapkan politik berikutnya. Apa itu? ia berkedok menjadi penasihat bagi keduanya. Tidak tanggung-tanggung utk meyakinkan Adam dan Hawa ia harus bersumpah dgn nama Allah. Untaian kalimatnya pun dibuat simpatik Waqaasamahumaa innii lakumaa la-minan-naasihiin . Sebuah ungkapan yg membuai Ada penegasan dgn sumpah ada penegasan dgn kata sesungguhnya unsur objek dikedepankan dari subjek yg mengandung makna pengkhususan sehingga ayat tersebut bisa bermakna “Nasihatku kuberikan khusus utk kalian berdua dan manfaatnya kembali kepada kalian berdua bukan kepadaku.” Pekerjaan menasihati juga diungkapkan dgn isim fa’il yg menunjukkan sifat dan bukan fi’il yg menunjukkan kejadian yg baru terjadi sehingga ia dapat dimaknai memberikan nasihat adlh sifat watak dan profesiku bukan hal yg bersifat insiden. Iblis juga menggambarkan dirinya sebagai salah satu dari banyak penasihat dgn begitu seolah dia berkata “Banyak orang menasihatimu dalam hal ini sedangkan aku hanya salah seorang dari mereka.” Ini serupa dgn ungkapan “Semua orang sependapat denganku dalam masalah ini dan aku hanyalah salah seorang yg menyuruhmu berbuat begitu.” Singkatnya iblis menggunakan politik meyakinkan membesarkan hati dan memberikan solusi utk sebuah tindakan membohongi menipu dan memperdaya. Untuk meyakinkan ia tampil sebagai pemberi nasihat atau konsultan profesional yg pendapatnya diklaim mewakili pendapat kebanyakan. Bahkan utk menipu Adam dan Hawa Iblis perlu menjuluki pohon larangan dgn pohon kekekalan seperti dalam firman Allah “Setan berkata ‘Wahai Adam maukah kutunjukkan kepadamu pohon kekekalan dan kerajaan yg tidak akan binasa’?” . Politik Iblis banyak ditiru pengikut-pengikutnya. Termasuk pengikutnya dari golongan manusia. Ada politik “penghalusan” semacam di atas. Kemungkaran banyak dijuluki dgn nama cantik. Judi dinamakan beradu ketangkasan. Dahulu judi bahkan dinamakan sumbangan dana sosial; pelacur dijuluki wanita idaman; riba disebut bunga; pengingkaran terhadap ayat dinamakan kontekstualisasi; penyelewengan Al-quran diklaim membumikan Al-quran; pembantaian penduduk sipil disebut penegakan demokrasi. Memerangi Islam disebut memerangi teroris dan seterusnya. Mendompleng keinginan orang juga lazim digunakan para pengikut setan. Jika mereka bermaksud mempengaruhi orang agar maksud jahatnya terwujud mereka memulai menyinggung keinginan kemahuan dan kebutuhan orang yg dipengaruhi seperti keinginan Adam dan Hawa utk kekal di surga. Kadang “singgungan” itu berupa rangsangan utk menuju keinginan kadang keinginan itu sendiri yg dipenuhi sebagai semacam “suapan”. Betapa banyak misionaris yg memujuk umat Islam dgn kedok bantuan-bantuan kemanusiaan terutama saat mereka tertimpa musibah atau terdesak kebutuhan. Juga betapa sering bangsa Barat memperalat pemerintahan negeri-negeri Islam utk memerangi orang Islam dgn iming-iming yg menggiurkan atau yg lazim disebut dgn politik stick and carrot. Sebagaimana iblis berkedok menjadi penasihat profesional para pengikutnya di era modern juga demikian. Penasihat yg memberikan arahan dan solusi. Jika iblis melegalisasi profesionalismenya dgn sumpah atas nama Allah dan dgn penguatan-penguatan lain para penasihat modern tampil dgn performan yg meyakinkah kredibel bonafid dan sejenisnya krn sebelumnya memang telah diopinikan demikian. Maka ketika sebuah negara sakit mereka tampil menjadi doktar. Orang sakit tentu susah dan kurang etis jika membantah sang dokter tak peduli diagnosanya keliru juga tak peduli ubat yg diberikan racun sekalipun. Betapa banyak negeri yg sami’na waata’na didikte oleh lembaga semacam IMF dgn dalih penyelamatan meskipun sesungguhnya penjerumusan. Jika setan suka mengatas namakan orang banyak setan modern demikian juga. Untuk menjustifikasi kemauannya ia perlu menyatakan bahwa ia didukung oleh banyak pihak. Meski kadang dukungan tersebut lbh bersifat klaim misalanya penganugerahan nobel perdamaian dan sejenisnya. Bukankah pada era modern opini media massa yg membentuk fakta dan bukan fakta yg membentuk opini? Contoh menarik dewasa ini adlh daftar kelompok teroris versi PBB yg diklaim atas masukan banyak negara seolah daftar tersebut mewakili aspirasi mayoritas penduduk dunia. Akhirnya marilah kita berlindung kepada Allah dari tipu daya setan seperti diajarkan Allah dalam Al-quran “Katakanlah ‘Aku berlindung kepada Tuhan manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan bisikan setan yg biasa bersembunyi. Yang membisikkan ke dalam dada manusia. Dari golongan jin dan manusia’.” . . 


0 reply:

Copyright 2012 Islam Agamaku
Islam Agamaku Free Premium Blogger™ template by Muhammad Akram